Jamu Tradisional: Local Wisdom Kebanggaan Wonosari
Ubaidilah Aminuddin Thoyieb 01 April 2024 15:27:44 WIB
Jamu tradisional merupakan salah satu local wisdom atau kearifan lokal dari keragaman budaya Indonesia yang diyakini khasiatnya oleh masyarakat secara turun temurun hingga saat ini. Eksistensinya tidak tergoyahkan di tengah perkembangan ilmu farmasi yang telah menghasilkan berbagai obat kimia. Hal itu terbukti pada masa pandemi, masyarakat yang sibuk meningkatkan imunitas dengan vitamin dan obat-obatan kimia mulai berpikir pengaruh buruk obat kimia untuk tubuhnya. Apalagi baru-baru ini di awal tahun 2022 kita dihebohkan dengan istilah ‘hari nggregesi se-Indonesia”, di saat itulah, masyarakat mencari dan kembali ke alternatif bahan alami dengan harapan mengurangi efek negatif untuk kesehatan jangka panjang.
Di kalurahan budaya, obat tradisional menjadi salah satu aspek budaya yang wajib ada dan dilestarikan. Masyarakat budaya tak pernah lepas dari tanaman herbal atau TOGA di pekarangan, rempah-rempah di dapur, dan empon-empon yang tumbuh di sekitar rumah. Selain ketahanan pangan dengan konsep karangkitri, masyarakat budaya sejak zaman nenek moyang sudah menerapkan pemanfaatan pekarangan untuk tanaman obat keluarga. Salah satunya di kalurahan budaya Wonosari, jamu tradisional telah menjadi primadona andalan masyarakat saat dilanda musim gembreges atau kurang enak badan.
Wonosari merupakan salah satu dari dua puluh kalurahan yang baru saja “naik kelas” menjadi kalurahan budaya di tahun 2022. Kalurahan yang memiliki tujuh padukuhan ini, terletak di pusat kota kapanewon Wonosari, kabupaten Gunungkidul. Meski terletak di pusat kota, kalurahan budaya Wonosari sangat kental dengan potensi budaya. Salah satu potensi budayanya yang terkenal adalah potensi jamu tradisional. Terdapat beberapa produsen jamu tradisional di kalurahan Wonosari, yaitu di padukuhan Gadungsari, Jeruksari, dan Tawarsari. Salah satu produsen jamu tradisional yang konsisten dan telah mendapatkan penghargaan sebagai “pelestari warisan budaya” dari Kundha Kabudayan Gunungkidul tahun 2021 adalah Ibu Sutarini pemilik Jamu Bregass yang berlokasi di jalan Mayang, RT 03/RW 10, padukuhan Gadungsari.
Ibu Sutarini merupakan generasi kedua yang melestarikan jamu tradisional Bregass. Sejak tahun 1974, Mbah Miyem Atmo Taruno yang merupakan nenek dari Ibu Sutarini, telah memulai meracik jamu dari rempah-rempah dan juga empon-empon. Dahulu, simbah menjual jamu dengan tenggok yang digendong dan berjalan keliling area pasar Playen, pasar Munggi Semanu, dan pasar Wonosari. Tahun 1990, Ibu Sutarini menggantikan simbah untuk berjualan jamu karena simbah sudah sepuh. Hingga saat ini, Jamu Bregass konsisten meracik dan menjual jamu tradisional yang berkualitas.
Ada dua jenis produk jamu tradisional yang diproduksi oleh Jamu Bregass, yaitu jamu cair dan jamu kering. Jamu cair dibuat atau dimasak langsung saat ada orderan masuk. Biasanya diminum langsung di tempat oleh konsumen menggunakan cangkir dari batok kelapa. Ada pula yang dikemas dengan botol ukuran 300 ml, 600 ml, dan 1000 ml yang bisa dibawa pulang dan tahan hingga 3 hari jika disimpan dalam lemari pendingin. Macam-macam jamu cair yang diproduksi antara lain, beras kencur, kunir asem, temulawak, paitan, watukan, dan pegel linu. Harga jamu cair mulai dari Rp5.000,00 – Rp30.000,00 sesuai kemasan.
Selain jamu cair, Jamu Bregass juga memproduksi jamu kering yang terbuat dari bahan-bahan alami yang dikeringkan (dioven) dan dikemas menggunakan kemasan ziplock yang higienis. Produk jamu kering ini tahan hingga 1 tahun jika disimpan di tempat yang kering dengan suhu ruang. Adapun macam-macam jamu keringnya antara lain, jamu susut perut, jamu kolestrol, jamu sedet sariro (khusus wanita), jamu asam urat, jamu peluruh lemak, jamu batu ginjal, jamu pegel linu, dan jamu ambeien. Harga jamu kering mulai dari Rp20.000,00 – Rp35.000,00 tergantung varian jamunya.
“Ada satu produk yang murah meriah dan laris manis dari Jamu Bregass yaitu wedang uwuh dengan kemasan plastic ziplock kecil yang sudah disesuaikan untuk porsi satu gelas. Harga wedang uwuh ini hanya Rp1.000,00 per bungkus tanpa gula. Cocok untuk para reseller yang ingin kulakan. Biasanya produk ini banyak dibeli oleh pelaku usaha café atau restoran yang menyediakan minuman herbal untuk konsumennya,” terang Sutarini.
Untuk menghasilkan racikan jamu tradisional yang berkhasiat, produsen jamu membutuhkan bahan-bahan alami berkualitas. Adapun rempah dan empon-empon yang digunakan untuk disesuaikan dengan keluhan atau penyakitnya antara lain, adas, cengkeh, bunga tempayang, pulosari, ulet-ulet, mrico bolong, kembang sari, brambang dayak, mrico ireng, pule, kayu rapet, batang cengkeh, cendono, kayu lanang, sembung, klabet , kayu secang, tempuyung, cabe, kayu manis, remujung, kapulaga, brotowali, tapak liman, tapal kuda, daun dewo daru, tapak doro, sembukan, dadap serep, batang pohon jarak, wali kukun dan rumput teki. Sedangkan empon-empon yang digunakan yaitu, kencur, temulawak, kunir atau kunyit, jahe, serai, jeruk pecel, temu putih, temu ireng, temu poh, kunci pepet, dan temu giring.
Sutarini menjelaskan, “Sebagian besar bahan rempah dan empon-empon tersebut bisa didapatkan dari pekarangan rumah. Selain itu, di balai padukuhan Gadungsari juga dicanangkan program menanam tanaman sayur, buah, dan empon-empon bersama ibu-ibu PKK sebagai ajang bertukar wawasan tentang TOGA dan jamu tradisional. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan penyebaran informasi bermanfaat untuk para ibu di kalurahan budaya Wonosari agar dapat menjaga kesehatan keluarga dengan jamu tradisional kebanggaan Wonosari.”
Bagaimana, apakah anda tertarik untuk mencoba jamu tradisional racikan warga kalurahan budaya Wonosari? Segala informasi tentang potensi budaya kalurahan budaya Wonosari bisa diakses melalui instagram @kalurahanbudayawonosari dan @budayawonosari. (riasilviani)
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- Pengumuman Hasil Seleksi Calon Anggota KPPS Kalurahan Wonosari untuk Pilkada 2024
- SELAMAT HARI JADI KABUPATEN GUNUNGKIDUL KE 194
- Tok! - Forum Musrenbangkal Wonosari Sepakati Rancangan RKP & DURKP
- Data PBB Wonosari
- SE Partisipasi Menyemarakkan HUT Ke-79 Kemerdekaan RI Tahun 2024 Kalurahan Wonosari
- DOKUMEN SYARAT PERNIKAHAN
- Penyusunan RKP Kalurahan Wonosari Tahun 2025