Bedah Makna Tembang Macapat

20 November 2017 14:14:42 WIB

Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan masyarakat, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Wonosari Seksi seni dan budaya menyelenggarakan Seminar "Bedah Makna Tembang Macapat" pada Minggu (19/11) malam. Seminar ini merupakan pembuka dari rangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat yang akan dilaksanakan oleh LPMD Wonosari pada tahun 2017 ini. Selama bulan November ini total akan ada 5 kegiatan pemberdayaan, perwakilan dari masing-masing seksi, yaitu dari Seksi Seni Budaya, Seksi Perekonomian, Seksi Prasarana dan Wilayah, Seksi Kesejahteraan Masyarakat, dan Seksi Pemberdayaan Perempuan. Pembiayaan kegiatan ini berasal dari APBDes Wonosari tahun 2017.

Menurut laporan Ketua Panitia Penyelenggara (Muryadi, S.IP), kegiatan ini berangkat dari sebuah pemikiran bahwa sebenarnya Desa Wonosari ini memiliki potensi budaya khususnya seni Macapat yang cukup bagus. Bahkan sudah pernah berjalan kegiatan pelatihan seni macapat dan pada saat kegiatan bersih desa pun, pasti selalu diadakan lomba tembang Macapat. Akan tetapi memang yang selama ini dipelajari hanyalah cara atau teknik nembangnya. Pada kesempatan kegiatan ini akan dikupas tuntas sisi lain dari tembang macapat, bahwa sejatinya setiap tembang Macapat ini memiliki makna dan filosofi yang sangat dalam. Sehingga nantinya tidak hanya bisa dan pintar nembang Macapat tetapi juga tahu makna yang terkandung dalam setiap tembang Macapat tersebut.

Kegiatan ini menghadirkan 3 narasumber yang berkompeten di bidang seni dan budaya, yaitu Kepala Desa Wonosari (Bp. Tumija), Bp. Puji Waluyo dan Bp. Sunarto. Ketiga tokoh yang sudah tidak asing lagi dalam bidang seni dan budaya di Desa Wonosari. Pada kesempatan pertama, Bp. Tumija menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada warga yang sudah terlibat dalam setiap kegiatan seni dan budaya di Desa Wonosari. Seperti yang diketahui bahwa Desa Wonosari ini adalah Rintisan Desa Budaya, dengan berbagai kegiatan seni dan budaya yang makin marak diselenggarakan ini, harapannya di tahun depan Desa Wonosari sudah naik kelas menjadi Desa Budaya, tentu saja membutuhkan partisipasi dari seluruh warga desa Wonosari.

Pada sesi pemaparan ke-2 oleh Bp. Puji Waluyo (tokoh senior seni & budaya Desa Wonosari) menyampaikan secara rinci tentang makna, filosofi, sifat dari 11 tembang macapat. Mulai dari sekar Maskumambang sampai dengan sekar Pocung dijelaskan dengan sangat rijit oleh beliau. Beliau juga menyampaikan bahwa sejatinya tembang mocopat yang berjumlah 11 ini merupakan gambaran dari perjalanan manusia, mulai dari alam ruh/rahim sampai dengan alam kubur. Setiap sekar Macapat juga memiliki emosi sendiri-sendiri, sedih, marah bahkan yang banyak tuladha (contoh) pun ada. Ternyata seni budaya jawa ini memang benar-benar adilihung, sudah sepantasnya lah kita menjaga dan merawatnya.

Pada sesi terakhir, oleh Bp. Sunarto (tokoh seni & budaya desa Wonosari), mengharap agar kegiatan semacam ini tidak berhenti, tetapi bisa berkelanjutan. Terutama bagi generasi muda saat ini, betul betul butuh suapan seni budaya jawa, di tengah gempuran hiburan lain. Jangan sampai menjadi Orang Jawa yang ilang Jawane. Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk menjaga seni, budaya dan tradisi Jawa ini. Setelah melaui sesi tanya-jawab, kegiatan ditutup pada pukul 22.00 WIB.

 

Komentar atas Bedah Makna Tembang Macapat

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Facebook Grup

Facebook Fanspage