Rembug Stunting Kalurahan Wonosari Tahun 2025: Menuju Generasi Sehat dan Berkualitas
Ubaidilah Aminuddin Thoyieb 19 Juni 2025 12:04:13 WIB
Wonosari, 17 Juni 2025 — Kalurahan Wonosari menggelar kegiatan Rembug Stunting pada Selasa siang, 17 Juni 2025, pukul 12.30–15.30 WIB di Balai Kalurahan Wonosari. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kamituwa Kalurahan Wonosari, Ruswanto, dan dihadiri oleh Lurah Wonosari, Tumija, serta diikuti oleh 50 peserta, yang terdiri dari perwakilan kader Posyandu se-Kalurahan Wonosari.
Acara ini merupakan bagian dari upaya percepatan penurunan stunting di tingkat desa yang dilakukan secara partisipatif dan berbasis data lokal. Dalam kesempatan ini, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kalurahan Wonosari, Ubaidillah AT, tampil sebagai narasumber utama dengan menyampaikan materi bertajuk "Stunting & Gizi di Kalurahan Wonosari: Analisis Masalah dan Strategi Aksi."
Fokus pada Enam Klasifikasi Masalah Gizi Anak
Dalam pemaparannya, Ubaidillah AT menjelaskan bahwa masalah stunting di Wonosari dikategorikan ke dalam enam klasifikasi utama, yakni:
-
Stunting Kronis – diakibatkan gizi buruk jangka panjang, minim stimulasi, dan sanitasi buruk.
-
Risiko Gagal Tumbuh – ditandai dengan berat badan yang tidak naik dua bulan berturut-turut.
-
Gizi Buruk atau Kurang – kondisi akut yang memerlukan penanganan segera.
-
Underweight Tanpa Stunting – anak aktif dengan asupan energi tidak mencukupi.
-
Multidimensional – kombinasi masalah gizi, pengasuhan, dan ekonomi.
-
Normal Tapi Tidak Optimal – anak tampak sehat namun kurang stimulasi tumbuh kembang.
Strategi Aksi: Dari Parenting hingga Rujukan Lintas Sektor
Berbagai strategi intervensi disampaikan, mulai dari edukasi MPASI, PMT berbasis pangan lokal, konseling keluarga, kunjungan kader, hingga integrasi program bantuan sosial (PKH/BLT). Prioritas utama tetap pada penanganan stunting kronis dan gizi buruk karena dampaknya yang jangka panjang dan berisiko tinggi.
Ubaidillah juga menekankan bahwa intervensi PMT dan Makanan Bergizi Gratis harus tepat sasaran dan berbasis pada klasifikasi masalah, bukan disamaratakan. “Bukan banyaknya bantuan yang penting, tapi ketepatan sasaran dan perubahan perilaku keluarga,” tegasnya.
Komitmen Lintas Sektor
Lurah Wonosari, Tumija, dalam sambutannya menegaskan komitmen pemerintah kalurahan untuk mendukung upaya penurunan stunting secara berkelanjutan melalui kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan kader Posyandu, PKK, dan lembaga kesehatan.
Kegiatan rembug stunting ini diakhiri dengan diskusi aktif dari peserta dan penyusunan rencana aksi desa berbasis data hasil pemantauan gizi anak di Posyandu.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
- Rembug Stunting Kalurahan Wonosari Tahun 2025: Menuju Generasi Sehat dan Berkualitas
- DTSEN
- KEBERAGAMAN AGAMA DAN PERANANNYA DALAM MASYARAKAT
- KLITIH
- Wonosari Intensifkan Persiapan Verifikasi Lapangan Seleksi Desa Mandiri Budaya 2025
- Aparatur Pemerintah Kalurahan Wonosari Gelar Apel Rutin Senin Pagi
- BPBD Gunungkidul Gelar Rakor Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi, Bahas Dampak Luapan Kali Besol